Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Saturday, June 22, 2013

Manga (漫画)


Nah, bagi para pecinta Anime Jepang, pasti sudah tak asing lagi dengan yang satu ini, Manga. Manga (漫画) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Perbedaan mendasar antara sebutan komik dan manga adalah perbedaan pengelompokan dimana lebih berfokus pada komik-komik Jepang, sedangkan sebutan komik lebih kepada komik-komik atau karakter komik buatan Amerika dan Eropa.

Manga memiliki ciri khas yang menonjol, di antaranya bentuk mata yang besar, hidung yang mungil, bibir yang tipis, dan bentuk wajah yang oval dan lancip. Para pembuat gambar manga bisa disebut mangaka (漫画家). Setiap mangaka memiliki karakter khas atau gaya gambar masing-masing sehingga orang lain dapat mengenali gayanya tersebut dan juga karakter manga yang dibuatnya. Perkembangan manga di Indonesia sendiri dapat dikatakan cukup pesat. Bila kita pergi ke toko buku, sangat banyak komik, terutama komik dari Jepang ini.


Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas perkembangan manga di Indonesia.
Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah "Elex Media Komputindo" dan "M&C Comics" yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa). Disusul dengan terbitnya manga dari Penerbit "3L (Tiga Lancar) Komik" pun menambah luas lingkup manga di Indonesia.

Terdapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah, contohnya daerah tempat saya tinggal di Kalimantan, sangat sulit dan bahkan tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor, dan juga dalam hal kualitas cetakannya.

Dapat dikatakan bahwa manga menjadi salah satu alasan saya memilih jurusan Sastra Jepang, didukung pula dengan perkembangan pesat manga di Indonesia. Manga yang pertama kali saya baca adalah Doraemon karya Fujiko F. Fujio. Kini, siapa yang tak mengenal Doraemon? Doraemon pun telah menjadi karakter manga yang amat disukai di seluruh dunia.



Pada awal penerbitan manga di Indonesia, manga dicetak dengan sistem membaca dari kiri ke kanan, layaknya buku-buku biasa. Namun, sampul dari manga, dicetak seperti buku-buku di Jepang. Cover dari manga dibuat tidak berwarna dan dibungkus dari kertas sampul yang berwarna. Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Ada komik yang berwarna dan tidak.



Seiring dengan perkembangannya, perlahan-lahan sampul komik ini tidak dicetak lagi oleh para penerbit manga di Indonesia, dan mulai menggunakan cover buku Indonesia pada umumnya. Namun, cara membaca manga berubah menjadi cara baca buku Jepang menjadi dari kanan ke kiri. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan informasi antara cerita dan gambar bagi sebagian besar komik, karena naskah komik yang di-flip (ditukar sisi kiri dan sisi kanannya). Bagi orang Indonesia, mungkin cara membaca buku ini agak sulit, namun kini semua manga di Indonesia telah diterbitkan dengan format aslinya, sehingga para pecinta manga pun menjadi terbiasa membaca komik dari kanan ke kiri.


Populernya manga di Indonesia tentu saja menarik produser stasiun televisi untuk menayangkan Anime. Pada awal tahun 90-an, Anime pun mulai populer di Indonesia, namun sekarang kepopuleran Anime dubbing Indonesia menurun, karena banyak orang lebih senang menonton Anime, langsung dari bahasa aslinya, Jepang.

 Opening Anime Hunter x Hunter di salah satu stasiun TV Lokal

Pada awalnya, manga di Indonesia hanya  diterbitkan dalam versi tankouboun (versi jilid berseri). Pada tahun 2004 dimulailah penerbitan majalah komik oleh Elex Media Komputindo seperti Nakayoshi, Shonen Jump, Shonen Magz, dimana majalah komik merupakan cikal bakal para Mangaka dapat menerbitkan tankouboun. Majalah komik ini umumnya memiliki banyak judul manga dengan per judul hanya berisi minimal 1 chapter cerita.


Manga pun menjadi populer di Indonesia. Dapat kita lihat sekarang, semakin banyak orang yang menyukai membaca komik terbitan Jepang ini, mengkoleksinya dan menjadikannya sebagai hobi dan ada pula yang memanfaatkannya sebagai lahan usaha. Kalau di Jepang, ada yang membuat manga kissa (漫画喫茶) yaitu Manga Cafe sebagai tempat membaca manga dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman, di Indonesia juga tersebar perpustakaan-perpustakaan komik yang menyewakan komik-komik dari Jepang ini sebagai usaha.



Selain itu, komikus-komikus muda Indonesia yang tertarik dengan manga ini mulai mencoba untuk unjuk gigi mengeluarkan kemampuan mereka menggambar komik. Namun, komikus muda Indonesia, secara tidak langsung, baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini yang dianggap menghambat proses pembentukan komik karya "Indonesia".



Yah, kalau menurut pendapat saya sih, hal ini tidak menjadi masalah, selama itu adalah hasil karya murni anak bangsa Indonesia, hanya terpengaruh oleh gaya Jepang, seperti yang saat ini sedang hangat dibicarakan adalah pembuatan film animasi "Battle of Surabaya" yang merupakan film animasi 2D pertama buatan Indonesia. Jika kita melihat cuplikan gambar-gambar dari film ini, pasti kita akan mengira film ini buatan Jepang, karena style gambarnya yang mirip seperti Anime dan Manga. Namun, semoga film ini dapat menjadi cikal bakal industri film 2D di Indonesia.
Untuk lebih lengkapnya silakan kunjungi webiste officialnya di:Battle of Surabaya

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Manga
https://www.facebook.com/BattleOfSurabayaTheMovie
A.R Studio.2012. Drawing Magic Menggambar Manga.Jakarta: Media Kita.


Share This :

0 comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Flag Counter

free counters

My Blog List

Followers