Pada bahasan kali ini, saya akan membagi pengetahuan mengenai salah satu Kodomo no Uta di Jepang. Kodomo no Uta sendiri dapat kita artikan sebagai lagu anak-anak. Kalau lagu anak-anak di Indonesia, kita semua pasti sudah kenal seperti Balonku Ada Lima, Pelangi-Pelangi dan masih banyak lagi. Namun, anak-anak Indonesia zaman sekarang, hampir tak mengenal lagu-lagu tersebut.
Nah, bagaimana di Jepang? Berbeda dengan Indonesia, di Jepang, lagu-lagu anak-anak terus dipertahankan hingga generasi ke generasi, contohnya seperti Otsuki-sama Ikutsu (Bulan, Berapakah Usiamu), Ichiban Boshi Mitsuketa (Kutemukan, Bintang Pertama), Zuizuizukkorobashi, Kagome (Burung dalam Sangkar) dan Tooryanse (Biarkan Kami Lewat). Meski irama lagu anak-anak ini tergolong simple dengan lirik lagu yang pendek, lagu -lagu tersebut mengandung bahasa puitis dengan makna yang sangat dalam.
Lagu Anak Jepang yang akan saya bahas kali ini adalah Tooryanse (通りゃんせ).
Tooryanse termasuk dalam warabe uta, yaitu lagu anak tradisional Jepang yang dinyanyikan sambil melakukan permainan tradisional. Lagu Tooryanse ini sendiri juga dipakai oleh rambu lalu lintas Jepang untuk menandakan saat yang aman untuk menyeberang.
Kanji | Romaji | Terjemahan |
通りゃんせ 通りゃんせ ここはどこの 細通じゃ 天神さまの 細道じゃ ちっと通して 下しゃんせ 御用のないもの 通しゃせぬ この子の七つの 御祝いに 御札を納めに 参ります 行きはよいよい 帰りは怖い 怖いながらも 通りゃんせ 通りゃんせ |
Tōryanse, tōryanse Koko wa doko no hosomichi ja? Tenjin-sama no hosomichi ja Chitto tōshite kudashanse Goyō no nai mono tōshasenu Kono ko no nanatsu no oiwai ni O-fuda wo osame ni mairimasu Iki wa yoi yoi, kaeri wa kowai Kowai nagara mo Tōryanse, tōryanse |
Biarkan kami lewat, biarkan kami lewat Kemana jalan sempit ini menuju? Ini adalah jalan sempit ke Kuil Tenjin Tolong biarkan kami lewat Orang yang tak berusaha tak akan diizinkan lewat Anak ini sekarang, berusia tujuh tahun Kami datang, membawa persembahan kami Masuk mungkin mudah, tetapi pulang akan menakutkan Sangat menakutkan pun, Biarkan kami lewat, biarkan kami lewat |
Cara memainkan Tooryanse:
Sambil menyanyikan Tooryanse, dua orang anak saling berhadap-hadapan dan tangan mereka saling
berhubungan membentuk sebuah lengkungan untuk membuat semacam gerbang
pemberhentian sedangkan anak-anak lain yang tersisa berbaris memutar
sambil satu per satu melalui gerbang itu. Anak yang kebetulan berada di
bawah lengkungan saat lagu selesai dimainkan maka ia akan tertangkap!
Entah mengapa saya merasa kalau lirik Tooryanse ini sedikit menyeramkan. Bagian lagu ini yang terasa menyeramkan adalah
行きはよいよい, 帰りは怖い (Iki wa yoi yoi, kaeri wa kowai)
Masuk mungkin mudah, tetapi pulang akan menakutkan
Di dalam benak saya terbayang sebuah tempat menakutkan yang menjadi perbatasan antara manusia dan alam gaib. Masuk mungkin gampang, tetapi keluar akan sangat menakutkan.
Mengapa orang Jepang membuat lirik-lirik menyeramkan seperti ini untuk anak-anak? Menurut pendapat saya, orang Jepang menginginkan anak-anak mereka yang mendengar lagu-lagu seram semacam ini menjadi tidak takut lagi karena sudah terbiasa mendengarnya sejak kecil.
Ada yang sadar permainan Tooryanse ini mirip dengan apa? Waktu masih
kecil, saya pernah memainkan permainan semacam ini di Kalimantan,
judulnya "Ular Naga". Namun sepertinya permainan ini memiliki nama dan
lirik lagu yang berbeda pula untuk setiap daerah.
Lagu ini
dinyanyikan oleh semua pemain, termasuk pemain yang menjadi gerbang dan
dinyanyikan pada saat barisan bergerak melingkar atau menjalar.
-Ular Naga-
Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang
Ternyata, permainan tradisional anak-anak di Jepang mirip dengan permainan tradisional di Indonesia, ya. Permainan Tooryanse ini juga mirip dengan permainan tradisonal orang Barat berjudul "London Bridge is Falling Down". Namun, sayangnya, permainan tradisional Indonesia ini sudah mulai hilang. Jarang sekali saya melihat anak-anak zaman sekarang memainkan permainan-permainan tradisonal. Perubahan teknologi dan informasi yang cukup pesat, menyebabkan anak-anak zaman sekarang lebih betah untuk tinggal di dalam rumah daripada bermain di luar. Kita seharusya terus menerus mengajarkan kepada generasi selanjutnya mengenai lagu-lagu anak tradisional agar lagu-lagu ini dapat terus hidup dan menjadi kenangan akan masa kecil kita.
Sumber:
Aoto, Yasuo. Nippon: The Land and Its People. 1984. Tokyo, Japan: Nippon Steel, pp309.
http://kagura-sohma.blogspot.com/2011/07/lagu-anak-anak-tradisional-jepang-yang.htm
Share This :
TRADING ONLINE
ReplyDeleteBROKER AMAN TERPERCAYA
PENARIKAN PALING TERCEPAT
- Min Deposit 50K
- Bonus Deposit 10%** T&C Applied
- Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover
Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com